Ini Bentuk-Bentuk Tindakan Manipulasi yang Perlu Di waspadai

LaskarQQ Lounge Ini Bentuk-Bentuk Tindakan Manipulasi yang Perlu Di waspadai Terdapat beberapa bentuk dari tindakan manipulasi yang perlu di waspadai. Mulai dari guilt tripping, berbohong, memberikan sanjungan, hingga silent treatment atau pendiaman.

Ini Bentuk-Bentuk Tindakan Manipulasi yang Perlu Diwaspadai

Ini Bentuk-Bentuk Tindakan Manipulasi yang Perlu Di waspadai Secara garis besar, manipulasi merupakan tindakan yang untuk memengaruhi mental dan emosi orang lain. Hal ini di lakukan oleh pelaku manipulasi atau biasa di sebut manipulator untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan sekaligus mengendalikan korbannya. 

Manipulasi dapat terjadi pada siapa saja dalam segala jenis hubungan. Baik hubungan pertemanan, hubungan percintaan, hingga hubungan orang tua dan anak, hingga keluarga. 

Bahkan, hubungan rekan kerja dan atasan dalam dunia kerja juga mungkin menimbulkan perlakuan yang manipulatif. 

Padahal, perilaku manipulatif dapat berdampak secara negatif pada kesehatan mental korbannya. Baik secara lambat maupun cepat. 

Bentuk-Bentuk Tindakan Manipulasi

Berikut adalah beberapa bentuk dari tindakan manipulasi yang perlu di waspadai: 

1. Guilt Tripping

Istilah guilt tripping atau rasa bersalah-tersandung merupakan suatu bentuk komunikasi yang bersifat manipulasi. Baik verbal atau nonverbal, yang di gunakan oleh seseorang terhadap korban untuk menimbulkan perasaan bersalah. 

Dengan demikian, korban manipulasi di harapkan akan memenuhi apa yang diinginkan oleh sang manipulator. Sebagai contoh, seorang ayah mungkin akan meminta balas budi kepada anaknya karena telah membiayai kuliahnya, ketika anaknya tidak mau menurutinya. 

Contoh lain guilt tripping juga dapat terjadi pada hubungan percintaan.  Seorang pria meminta untuk diberikan hadiah ulang tahun yang diinginkan. Namun, pasangannya tidak ingin menurutinya karena beberapa hal. 

Nantinya, pria tersebut akan mengungkit-ungkit tentang segala perjuangan yang telah ia lakukan terhadap pasangannya. 

2. Berbohong

Seseorang dengan sifat manipulatif seringkali menggunakan kebohongan sebagai alat untuk mengendalikan atau memanipulasi orang lain. Mereka juga dapat berbohong untuk menghindari tanggung jawab atau konsekuensi dari tindakan mereka. 

Misalnya, seorang remaja yang diminta oleh orang tuanya untuk tidak bergaul dengan kelompok tertentu. Ketimbang menurutinya, anak remaja ini mungkin akan menggunakan kebohongan tentang keberadaan dan aktivitas mereka.

Remaja tersebut juga mungkin akan berbohong kepada orang tuanya dengan mengatakan ingin pergi keluar dengan teman-teman lain. 

3. Memberikan Sanjungan

Pujian diberikan secara tulus dengan positif tanpa mengharapkan balasan. Sedangkan sanjungan, terkadang sering digunakan oleh manipulator secara tidak jujur dan tulus. 

Sebab, manipulator akan menggunakannya sebagai alat untuk mendapatkan pengaruh dan kontrol emosional pada seseorang. Misalnya, seseorang yang menginginkan kenaikan gaji atau jabatan, mungkin akan secara teratur memuji kekuatan dan pencapaian dari atasan mereka. 

Padahal, para manipulator tidak benar-benar peduli dengan pencapaian atasan mereka. 

4. Projection

Proyeksi atau projection adalah salah satu jenis mekanisme pertahanan atau cara mengatasi. Orang mungkin menggunakan mekanisme pertahanan dan strategi mental bawah sadar untuk mengatasi pikiran dan pengalaman yang menimbulkan stres atau kecemasan.

Ketika seseorang secara tidak sadar menghubungkan pikiran, perasaan, atau perilakunya dengan orang lain, inilah proyeksi.

Umumnya, seorang manipulator akan menyebabkan ketegangan dan drama, tetapi menyalahkan orang lain karena telah menciptakan situasi seperti itu. 

Sebagai contoh, seorang manipulator diam-diam berselingkuh, tetapi menuduh pasangannya lah yang berselingkuh di belakangnya.

Ketika pasangannya tidak terima atas tuduhan ini, seorang manipulator akan balik menyalahkan pasangannya. Seperti berkata bahwa ia selingkuh karena pasangannya tidak bisa memenuhi perhatian yang ia butuhkan.

Hal ini manipulator lakukan karena merasa tindakannya valid karena tidak bisa mempercayai pasangannya. 

5. Silent Treatment

Silent treatment atau pendiaman merupakan perilaku manipulasi saat seseorang akan mengabaikan orang lain dan benar-benar berhenti mengakuinya dalam segala bentuk komunikasi. 

Bentuk manipulasi ini rentan terjadi pada hubungan percintaan yang toxic atau tidak sehat. Adapun, silent treatment dapat terjadi setelah pasangan beradu argumen secara intens. 

Bentuk manipulasi ini umumnya terjadi karena manipulator merasa kesal dan tidak memiliki kontrol atas pasangannya. Alhasil, mereka akan menggunakan keheningan dengan tujuan untuk mempertahankan kontrol dan kekuatan. 

Dengan demikian, pasangannya diharapkan akan berusaha untuk menghubungi manipulator dan meminta maaf, meskipun tidak salah. Nah, perilaku ini tidak bisa seseorang anggap remeh. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *