Bayern Munich Pecat Nagelsmann Gara-gara Pacarnya?
Bayern Munich Pecat Nagelsmann Gara-gara Pacarnya?
Keputusan Bayern Munich memecat Julian Nagelsmann dari kursi pelatih masih mengundang tanda tanya. Performa Bayern yang tak jeblok, membuat publik heran, mengapa Nagelsmann di pecat.
Memang, di Bundesliga, Bayern sedang berjuang keras demi mengejar Borussia Dortmund yang duduk di puncak klasemen. Tapi, selisih Bayern dengan Dortmund juga tak jauh, cuma satu poin.
Pun, Bayern juga masih bertahan di Liga Champions dan berpotensi juara, kalau mampu melewati adangan Manchester City di perempat final. Dengan situasi macam ini, berbagai spekulasi muncul terkait motif pemecatan Nagelsmann.
Salah satu yang terkuat berkaitan dengan kehidupan pribadinya. Kenapa?
1. Khawatir rahasia tim bocor
LASKARQQ LOUNGE Nagelsmann baru-baru ini berpacaran dengan seorang jurnalis, Lena Wurzenberger. Dari sinilah, muncul krisis kepercayaan terhadap Nagelsmann.
Di lansir Daily Mirror, sejumlah pemain Bayern merasa adanya risiko kalau situasi di ruang ganti bocor lantaran Nagelsmann pacaran dengan Wurzenberger.
Keluh kesah pemain didengarkan oleh manajemen Die Roten. Hingga akhirnya, pemecatan di lakukan.
2. Pacarnya sudah resign
Bayern Munich Pecat Nagelsmann Gara-gara Pacarnya?
Sementara, Bild selaku surat kabar Wurzenberger bekerja, sebenarnya sudah mengambil tindakan lebih dulu. Axel Springer, penanggung jawab editorial Bild, menyatakan Wurzenberger sudah mundur alias resign dari surat kabar tersebut setelah memutuskan pacaran dengan Nagelsmann.
“Kami memenuhi permintaannya dan berharap dia sukses di masa depan,” ujar Springer.
3. Pemain ketakutan
Meski Bild sudah menerima permohonan resign Wurzengerber, pada akhirnya hubungan dengan Nagelsmann di anggap terlalu rentan. Eks bek Jerman dan Liverpool, Markus Babbel, merasa maklum dengan situasi tersebut.
Sebab, Babbel menilai, sekarang para pemain berhati-hati buat bicara usai Nagelsmann pacaran dengan Wurzenberger.
“Mereka tak bisa berkomunikasi dengan bebas, mengungkapkan ekspresinya. Mereka takut semua berakhir sebagai tajuk di surat kabar,” ujar Babbel di kutip Blick.