Apakah Pizza Menyehatkan atau Termasuk Junk Food

Apakah Pizza Menyehatkan atau Termasuk Junk Food? Ini Penjelasannya 
Apakah Pizza Menyehatkan atau Termasuk Junk Food

Website terbesar dan terpercaya Apakah Pizza Menyehatkan atau Termasuk Junk Food Siapa yang doyan pizza? Salah satu makanan populer di dunia ini di sukai banyak orang karena mengandung keju dan bisa di kreasikan dengan berbagai topping.

Namun, apakah pizza menyehatkan? Banyak ahli mengategorikannya sebagai junk food atau makanan cepat saji. Namun, beberapa mengatakan bahwa ini bisa tergantung pada porsi yang kamu makan, saus, dan topping yang di gunakan.

Kadar lemak jahat yang tinggi

Pizza bisa mengandung lemak jahat dalam jumlah banyak. Ini bisa menjadi masalah besar bagi kesehatan, terutama jika kamu sering mengonsumsinya.

Menurut buku Low Carb, High Fat Food Revolution: Advice and Recipes to Improve Your Health and Reduce Your Weight, sang penulis, Andreas Eenfeldt, yang merupakan ahli nutrisi asal Swedia menuliskan bahwa pizza adalah makanan yang tinggi akan lemak jenuh dan kolesterol tinggi, terutama jika menggunakan topping daging.

Pizza memiliki kandungan kalori raksasa

Pizza juga bisa mengandung kalori dalam jumlah besar. Menurut U.S. Department of Agriculture (USDA) satu irisan (107 gram) pizza keju reguler dari restoran cepat saji standar:

  • Kalori: 285
  • Lemak: 10,4 gram
  • Natrium: 640 mg
  • Karbohidrat: 35,6 gram
  • Serat: 2,5 gram
  • Gula: 3,8 gram
  • Protein: 12,2 gram

Tingginya kandungan kalori pizza datang dari bahan-bahan pembuatnya, seperti keju, saus tomat, dan daging. Maka dari itu, kalau kamu mengonsumsi pizza secara berlebihan, misalnya menghabiskan ukuran besar pizza sekali makan, ada risiko penambahan berat badan dan obesitas.

Rendah serat

Di balik kenikmatan pizza, ternyata hidangan ini memiliki kandungan serat yang rendah. Adonan pizza biasanya di buat dari tepung putih atau tepung rafinasi atau olahan (telah melalui proses pengolahan yang sangat panjang). Ini mengurangi jumlah serat, vitamin, dan mineral dalam tepung, membuatnya kurang bergizi.

Kekurangan serat akan berdampak negatif pada masalah pencernaan seperti sembelit, dan beragam masalah kesehatan lainnya.

Di etary Guidelines for Americans tahun 2010 merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi biji – bijian rafinasi dan mendapatkan setidaknya setengah dari porsi biji-bijian setiap hari dari biji-bijian utuh..

Tinggi kandungan garam

Pizza bisa mengandung garam dalam jumlah banyak. Studi dalam International Journal of Obesity tahun 2003 menyatakan bahwa konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggipenyakit jantung, dan stroke.

Satu porsi pizza bisa mengandung hingga 1.500 mg natrium, itu lebih dari setengah asupan natrium harian yang disarankan oleh American Heart Association. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi pizza dan memilih alternatif makanan yang lebih sehat dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

Kandungan nutrisinya mungkin saja rendah

Terutama buatan restoran cepat saji, kandungan nutrisi pizza yang dijual bisa saja rendah dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kita sehari-hari.

Banyak topping pizza tidak mengandung sayuran, terutama di restoran cepat saji. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients menemukan bahwa pizza memiliki sedikit kandungan serat, vitamin, dan mineral yang sangat diperlukan tubuh.

Jadi, meskipun pizza bisa menjadi pilihan yang lezat dan praktis di saat-saat tertentu, tetap penting untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan dan tetap menjaga pola makan yang seimbang dan sehat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *